Tembakak
jika engkau ingin ke seberang
nuju pulau emas masa silam
atau nikmati indah tubuh alam
datanglah padaku, kekasih
usah engkau meragu rasa
sentuh aku dengan segenap jiwa
Lampung Barat, Mei 2011
Godaan
di atas meja makan
sebelah semangka, merah tak berbiji
tersenyum manja dan berbisik padamu
“Tak gairahkah engkau nikmati tubuhku?”
Kemiling, 2012
Sigeh Penguten
dan telah kami jadikan tradisi di tanah ini
selamat datang, kekasih
kan kusambut engkau
dengan wiraga gadis-gadis jelita
juga musik pengiring nan setia
temani setiap gerak
sarat makna
Lampung Barat, 2011
Cerita Tentang Tikus dan Kucing
Alkisah. Di sebuah negeri hiduplah seekor tikus dan kucing. Tikus, si pengerat itu, memang terkenal mbeling. Ia selalu mengekang perut, bahkan meretas sesuatu yang bukan miliknya.
Meskipun begitu, ia sangat kecut pada kucing.
Di sebuah negeri hiduplah tikus dan kucing. Kini, tikus dan kucing tak lagi seekor. Tikus yang dulu terkenal mbeling, kini makin menasbihkan kejumawaannya. Mereka tak hanya mengekang perut dan meretas. Lebih dari itu, merampas dan melantak yang bukan miliknya. Bahkan, sukatan sariranya mulai tambun. Kucing pun kecut pada tikus.
Lemong, 2007
Mitos Kuburan
masukkan kesepluluh jemari tangan dalam mulutmu
setelah satu di antara mereka kauarahkan
pada segunduk tanah merah, batu nisan, dan sepohon kamboja
kau pun akan selamat dari kutukansetan-setan
yang tercipta atas imajimu sendiri
Kemiling, 2010
--------
Edi Purwanto, lahir di Sindangsari, Natar. Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Lampung. Saat ini mengajar di SMA Negeri 1 Waytenong, Lampung Barat dan bergiat di Forum Lingkar Pena (FLP) Lampung.
Lampung Post, Minggu, 16 Juni 2013
No comments:
Post a Comment