Sunday, March 8, 2015

Sajak-sajak M. Sidik Mustofa

Luka di Tengah Cerah Matahari
ketika makin mendung waktu cerahnya hari
matahari memberikan maklumat di pagi hari, “tenggelam”
angin hanya mampu bersolek di tengah taman bunga tulip

ketika matahari selalu berinar di kegelapan di antara kaki bersandal rompak
dan air bah semakin tinggi membawa dahaga di ujung laut

kian terkoyak luka dan semakin tak terbendung langit penuh bintang di sebuah comberan; penuh dusta siang tanpa cahaya

ketika mendung kian tenggelam
adakah busur mampu membantu

Bandar Lampung, Maret 2011


Catatan Perjalanan

aku belum bisa menang dalam pertikaian hidup ini

selalu saja aku menangis kala menatap rerumputan
pun aku tergugu saat menyaksikan hujan
tertunduk menatap langit yang menantang

mungkinkah ini saatnya aku berlari?
berlari hingga aku tak mengingat lagi
Sudah saatnya aku lepas
Sudah saatnya aku membuka lembaran kertas baru
hingga banyak cerita yang tercipta

Sebenarnya sungguh ini menyakitkan
Namun, ini lah jalan yang aku pilih

Biarlah semua ini menjadi cerita buat aku sendiri
Meski semua tak pernah ketahui...

Rasanya ingin kuremas tulang belulang yang telah merebut!
Tapi bodohnya aku malah tersenyum
Apakah ini yang disebut ikhlas?
Beritahu aku kalau cara mencintaiku ini salah.

Labuhandalam, Juni 2013


Jika

bahkan,
   jika besok dunia hancur....
hari ini aku akan menanam pohon apel!!

Labuhandalam, 11 Juli 2013


Jeratan Tali

Lengan-lengannya melengkung
apabila direntangkan ke depan akibat jeratan tali dan siksaan di penjara
Di punggungnya terlihat jelas bekas luka bakar
Ia dibesarkan di kamp kerja paksa
sehingga tidak peka terhadap konsep keluarga
Ia sendiri yang melaporkan ibu dan saudara lelakinya ke sipir
begitu ia mengetahui keluarganya berencana kabur.

Bandar Lampung, Januari 2014



Ketika Aku Harus Memilih

Aku pernah berpikir bahwa setiap manusia pasti ingin memiliki kekasih
Kekasih yang akan terus bersama
sehidup semati dalam suka duka yang tak akan terpisahkan

Aku pernah berpikir
setiap manusia pastilah punya goresan masalah
dengan manusia lain
sehingga wajar jika manusia memiliki musuh

Kini aku memilih menjadi setan
sebagai musuh utamaku
sehingga aku lebih memilih melepas kebencian, dendam, rasa sakit hati,
dan permusuhan dengan manusia lain

Aku pernah selalu kagum pada manusia
yang cerdas
dan manusia yang berhasil dalam karier
atau kehidupan duniawi

Sekarang aku mengganti kekagumanku
ketika aku menyadari
bahwa manusia hebat di mata-Nya
adalah hanya manusia yang bertakwa,
sanggup taat dalam menjalani hidup dan kehidupan

Dulu aku akan marah dan merasa harga diri dijatuhkan
ketika orang lain berlaku zalim padaku
menggunjingkan aku
menyakiti aku dengan kalimat yang di sengaja untuk menyakitiku

Sekarang aku lebih memilih
untuk lebih bersyukur dan berterima kasih
ketika menyakini
bahwa akan ada transfer jika aku mampu bersabar

Dan aku memilih tidak lagi harus khawatir
karena harga diri manusia
memaknai arti dan mengerti dengan pencerahan keseharian
hanyalah akan jatuh di mata-Nya
ketika rela menggadaikan untuk mengikuti hasutan setan


Bandung, Januari 2011


-----------
M Sidik Mustofa, lahir di Baturaja, 7 November 1966. Sempat menggunakan nama Andika Sidik, ia pernah pentas bersama Teater Krakatoa yang dipimpin/sutradara Ganti Winarno dan bergabung dalam Himpunan Remaja Pencinta Seni Lampung (HRPSL). Karya-karyanya dimuat di berbagai media dan antologi bersama.


Lampung Post, Minggu, 8 Maret 2015

No comments:

Post a Comment