Dari Teluk sampai Tanjung
di laut kita pernah memancing
tapi ikan telanjur mahir menyelinap
di antara terumbu karang
“di Teluk ini tanjung masih terlalu garang
bagi si gamang bersitegang tegap di tubuh karang,” bisikmu
kita pun bergegas menafsir waktu
meninggalkan Teluk ke Tanjungkarang
“terlalu ringkih bagi kaki malas beralas,” bisikmu lagi
kaki beralas selalu mampu di Tanjungkarang
kaki telanjang cukup sampai di Tanjung
“Tanjung apa?” katamu.
“Tanjunggarang,” kataku.
2013
Katedral Tanjungkarang II
selalu kurumuskan segala ingatan
atas namaMu
sekadar doa dari lenguh domba dasar jurang
di rumah putih Tanjungkarang
selalu saja kuingat dirimu
selalu saja kukenang sebuah kota
darimu
Tanjungkarang adalah iman bagi puitika
segesit gerak ikan di antara terumbu karang
selesat ingatan seluruh bagi Tanjungkarang
bagi puteraMu seorang
menguatkanku bak batu karang
hari ini masih kubilang
mengingat Tanjungkarang
;musnah segala pedih meski berlancip karang
2013
Kunang-Kunang Kenangan Bakauheuni-Way Kanan
kunang-kunang kenangan melata
landai pandai meliuk di perbukitan tubuhmu
menjawil sepanjang perjalanan
dari kata ke kata
dari kota ke kota
mengitari kenanganmu
kunang-kunang kenangan
jua menjelma seribu frasa
menziarahi lekuk teluk tubuhmu
untuk bersegera di sungai perbukitanmu
girang kutafsir kunang-kunang kenangan
dari lekuk perbukitanmu yang menganga
menampung segala resah
merampungkan segala desah
;dari kota ke kota
di antara tiap lekuk perbukitanmu
adalah kunang-kunang kenangan
;bila malam tiba, kerlipmu menjelma
dari frasa ke frasa
kembali melahirkanmu sebagai kata-kata
2013
Lapangan di Kompleks Gubernuran Telukbetung
selalu kuingat janji kita di lapangan itu
seluas selapang perasaan yang tersusun rapi
kamu bilang begitu
aku bilang begini
;kita yang memang tak pernah sama. Kecuali dalam dusta.
dan kita pun kembali menyusun janji
untuk esok lebih baik
sekadar memberi kabar dan ciuman terakhir paling sempurna
lantas kita sempatkan makan bakso dan minum es teh manis
sebelum ucap mengubah segala pedas dan manis
kamu masih bilang begitu
aku masih bilang begini
kita masih saja tak sama.
Kecuali ingar nafsu
2013
----------
F. Moses, kelahiran Jakarta, 8 Februari 1979. Menulis puisi, cerpen, dan esai pada beberapa media. Tinggal dan bekerja di Jakarta.
Lampung Post, Minggu, 15 Juni 2014
di laut kita pernah memancing
tapi ikan telanjur mahir menyelinap
di antara terumbu karang
“di Teluk ini tanjung masih terlalu garang
bagi si gamang bersitegang tegap di tubuh karang,” bisikmu
kita pun bergegas menafsir waktu
meninggalkan Teluk ke Tanjungkarang
“terlalu ringkih bagi kaki malas beralas,” bisikmu lagi
kaki beralas selalu mampu di Tanjungkarang
kaki telanjang cukup sampai di Tanjung
“Tanjung apa?” katamu.
“Tanjunggarang,” kataku.
2013
Katedral Tanjungkarang II
selalu kurumuskan segala ingatan
atas namaMu
sekadar doa dari lenguh domba dasar jurang
di rumah putih Tanjungkarang
selalu saja kuingat dirimu
selalu saja kukenang sebuah kota
darimu
Tanjungkarang adalah iman bagi puitika
segesit gerak ikan di antara terumbu karang
selesat ingatan seluruh bagi Tanjungkarang
bagi puteraMu seorang
menguatkanku bak batu karang
hari ini masih kubilang
mengingat Tanjungkarang
;musnah segala pedih meski berlancip karang
2013
Kunang-Kunang Kenangan Bakauheuni-Way Kanan
kunang-kunang kenangan melata
landai pandai meliuk di perbukitan tubuhmu
menjawil sepanjang perjalanan
dari kata ke kata
dari kota ke kota
mengitari kenanganmu
kunang-kunang kenangan
jua menjelma seribu frasa
menziarahi lekuk teluk tubuhmu
untuk bersegera di sungai perbukitanmu
girang kutafsir kunang-kunang kenangan
dari lekuk perbukitanmu yang menganga
menampung segala resah
merampungkan segala desah
;dari kota ke kota
di antara tiap lekuk perbukitanmu
adalah kunang-kunang kenangan
;bila malam tiba, kerlipmu menjelma
dari frasa ke frasa
kembali melahirkanmu sebagai kata-kata
2013
Lapangan di Kompleks Gubernuran Telukbetung
selalu kuingat janji kita di lapangan itu
seluas selapang perasaan yang tersusun rapi
kamu bilang begitu
aku bilang begini
;kita yang memang tak pernah sama. Kecuali dalam dusta.
dan kita pun kembali menyusun janji
untuk esok lebih baik
sekadar memberi kabar dan ciuman terakhir paling sempurna
lantas kita sempatkan makan bakso dan minum es teh manis
sebelum ucap mengubah segala pedas dan manis
kamu masih bilang begitu
aku masih bilang begini
kita masih saja tak sama.
Kecuali ingar nafsu
2013
----------
F. Moses, kelahiran Jakarta, 8 Februari 1979. Menulis puisi, cerpen, dan esai pada beberapa media. Tinggal dan bekerja di Jakarta.
Lampung Post, Minggu, 15 Juni 2014
No comments:
Post a Comment