Sepagi Ini Sudah Diguyur Hujan
Sepagi ini Bumi Centralpertiwi Bahari sudah diguyur hujan
Kakinya yang runcing-tajam menimbris-nimbris mengarsir cakrawala
Dan tambak udang itupun masih dipayungi arakan mendung yang kian menipis
Jika tidak ingat pada kewajiban kerja dan harus mencari nafkah
Tetap di kamar dengan selimut hangat adalah yang kenikmatan yang lezat
Sehingga mimpi tebu yang belum tuntas siapa tahu bisa ditamatkan…
Bratasena Adiwarna, 2012-Braja Selebah, 2013
Sajak Camar yang Berkepak
Wahai camar CAMAR yang berkepak di atas hamparan laut biru tanpa awan
Tak sanggup aku untuk melupakan dia yang di sana
Tapi puisi cinta, sajak kasih, nyanyian sayang dan tarian rinduku
Ada yang meminta dengan air matanya untuk tidak dibagi dengan siapapun
Untuk itu: mari kita lakukan yang terbaik untuk hidup kita
Bukankah begitu yang terindah dan yang tergurih diantara kita
Sehingga tidak ada yang menarikan belati di hati masing-masing, Dinda?
Bratasena Adiwarna, 2012- Braja Selebah, 2013
Sajak Aku Ingin Mencintaimu
Aku ingin mencintaimu dengan seluruh kesucian mawar
Seperti cinta kumbang yang tak pernah mendustai manisnya madu
Tapi masalahnya adalah: aku sudah punya dermaga
tanpa kabut dan tanpa badai untuk kasih, sayang dan rinduku
Maka bagiku yang tercantik dan terindah adalah cukup mengenalmu
Bratasena Adiwarna, 2012-Braja Selebah, 2013
Di Bumi Bratasena Hujan Masih Terus Berguguran
Di Bumi Centralpertiwi Bahari sampai lewat tengah hari
butit-butir bening yang berguguran belum juga ada tanda-tanda untuk berhenti
Karena hari ini adalah hari Sabtu masuk kamar dan tidur adalah pilihan yang terbaik
: Semoga engkau hadir dalam tidur siangku dengan sejuta tebu yang anggur
Sehingga tidurku kembali berselimut dan bermandikan kemesraanmu, Dinda…
Bratasena Adiwarna, 2012- Braja Selebah, 2013
Sejuta Tanya Berhamburan
Kekasihku, lebih dari sejuta tanya berhamburan dari kepalaku menuju-Mu
Ada satu tanya tebu yang menggodaku amat mawar
: apakah bidadari-Mu itu memang harus kucintai?
Sedangkan kasih, sayang dan rinduku sudah punya pelabuhan yang syah
Yang dibangun dengan syahadat, mas-kawin dan saksi-saksi
Kekasihku…kuharap ini adalah murni tarian yang menggoda
Dan aku mohon kepada-Mu agar aku bisa membentenginya
dengan perisai kehormatan dan dengan tameng kesetiaan
yang tidak mudah tunduk dan terkoyak oleh guguran kristal air mata…
Bratasena Adiwarna, 2012- Braja Selebah, 2013
Sajak Mungkinkah Terjadi
Kuingin mencintaimu seperti cintanya semut kepada gula
Kuingin menyayangimu seperti sayangnya raga kepada jiwa
Kuingin mengasihimu seperti kasihnya ombak kepada pantai
Kuingin merindukanmu seperti rindunya kemarau kepada hujan
Kuingin bersamamu seperti bersamanya kumbang dengan madu
Tapi mungkinkah semua ini terjadi, Dinda? Mengingat antara
engkau dan aku tidak hanya terhalang status—tapi kita juga berbeda kiblat
Bratasena Adiwarna, 2012-Braja Selebah, 2013
--------
Tarpin A. Nasri, lahir di Subang, Jawa Barat, 10 Desember 1967. Kini bekerja di Divis Corporate Communication PT.Centralproteina Prima dan ditempatkan di PT.Centralpertiwi Bahari, Lampung. Selain gemar menulis sajak, pencandu karya sastra yang kini berdomisili di Braja Selebah, Lampung Timur, juga doyan menulis cerpen, novelet dan novel. Tulisannya banyak dipublikasakan di berbagai media.
Lampung Post, Minggu, 7 Juli 2013
Sepagi ini Bumi Centralpertiwi Bahari sudah diguyur hujan
Kakinya yang runcing-tajam menimbris-nimbris mengarsir cakrawala
Dan tambak udang itupun masih dipayungi arakan mendung yang kian menipis
Jika tidak ingat pada kewajiban kerja dan harus mencari nafkah
Tetap di kamar dengan selimut hangat adalah yang kenikmatan yang lezat
Sehingga mimpi tebu yang belum tuntas siapa tahu bisa ditamatkan…
Bratasena Adiwarna, 2012-Braja Selebah, 2013
Sajak Camar yang Berkepak
Wahai camar CAMAR yang berkepak di atas hamparan laut biru tanpa awan
Tak sanggup aku untuk melupakan dia yang di sana
Tapi puisi cinta, sajak kasih, nyanyian sayang dan tarian rinduku
Ada yang meminta dengan air matanya untuk tidak dibagi dengan siapapun
Untuk itu: mari kita lakukan yang terbaik untuk hidup kita
Bukankah begitu yang terindah dan yang tergurih diantara kita
Sehingga tidak ada yang menarikan belati di hati masing-masing, Dinda?
Bratasena Adiwarna, 2012- Braja Selebah, 2013
Sajak Aku Ingin Mencintaimu
Aku ingin mencintaimu dengan seluruh kesucian mawar
Seperti cinta kumbang yang tak pernah mendustai manisnya madu
Tapi masalahnya adalah: aku sudah punya dermaga
tanpa kabut dan tanpa badai untuk kasih, sayang dan rinduku
Maka bagiku yang tercantik dan terindah adalah cukup mengenalmu
Bratasena Adiwarna, 2012-Braja Selebah, 2013
Di Bumi Bratasena Hujan Masih Terus Berguguran
Di Bumi Centralpertiwi Bahari sampai lewat tengah hari
butit-butir bening yang berguguran belum juga ada tanda-tanda untuk berhenti
Karena hari ini adalah hari Sabtu masuk kamar dan tidur adalah pilihan yang terbaik
: Semoga engkau hadir dalam tidur siangku dengan sejuta tebu yang anggur
Sehingga tidurku kembali berselimut dan bermandikan kemesraanmu, Dinda…
Bratasena Adiwarna, 2012- Braja Selebah, 2013
Sejuta Tanya Berhamburan
Kekasihku, lebih dari sejuta tanya berhamburan dari kepalaku menuju-Mu
Ada satu tanya tebu yang menggodaku amat mawar
: apakah bidadari-Mu itu memang harus kucintai?
Sedangkan kasih, sayang dan rinduku sudah punya pelabuhan yang syah
Yang dibangun dengan syahadat, mas-kawin dan saksi-saksi
Kekasihku…kuharap ini adalah murni tarian yang menggoda
Dan aku mohon kepada-Mu agar aku bisa membentenginya
dengan perisai kehormatan dan dengan tameng kesetiaan
yang tidak mudah tunduk dan terkoyak oleh guguran kristal air mata…
Bratasena Adiwarna, 2012- Braja Selebah, 2013
Sajak Mungkinkah Terjadi
Kuingin mencintaimu seperti cintanya semut kepada gula
Kuingin menyayangimu seperti sayangnya raga kepada jiwa
Kuingin mengasihimu seperti kasihnya ombak kepada pantai
Kuingin merindukanmu seperti rindunya kemarau kepada hujan
Kuingin bersamamu seperti bersamanya kumbang dengan madu
Tapi mungkinkah semua ini terjadi, Dinda? Mengingat antara
engkau dan aku tidak hanya terhalang status—tapi kita juga berbeda kiblat
Bratasena Adiwarna, 2012-Braja Selebah, 2013
--------
Tarpin A. Nasri, lahir di Subang, Jawa Barat, 10 Desember 1967. Kini bekerja di Divis Corporate Communication PT.Centralproteina Prima dan ditempatkan di PT.Centralpertiwi Bahari, Lampung. Selain gemar menulis sajak, pencandu karya sastra yang kini berdomisili di Braja Selebah, Lampung Timur, juga doyan menulis cerpen, novelet dan novel. Tulisannya banyak dipublikasakan di berbagai media.
Lampung Post, Minggu, 7 Juli 2013
No comments:
Post a Comment