Nekropolis
dan bayi-bayi pun terlahir
serupa anak panah yang lesat
ciptakan manusia-manusia
penghuni sudut kota
rerumah dan tanah lapang
tak lagi ada
angkara adalah menu harian
yang terhidang di atas meja
siap disantap kapan saja
sejarah baru pun tercipta
atas matinya sebuah kota
2013
Dongeng Ibu
di halaman depan rumahnya
seorang ibu menyuapi anaknya
lantaran buah hati tak gairah menyantapnya
ia pun bercerita
bila engkau tak mau makan
kelak ayammu akan mati sia-sia
anak kukuh pada pendiriannya
lahirlah cerita kedua
bila engkau tak mau makan juga
nasi ini akan menangis meratapi nasibnya
2013
Hilang Silsilah 2
dalam baur pesta pora
tetamu bercengkerama penuh suka
sanak saudara cerita asal mereka
agar tak salah tutur mesti dikata
linglung
bingung ucapkan kata
yang pantas disematkan pada mereka
sebagai ikatan tali saudara
2014
Pepes Patin
seekor patin padat berisi tubuhnya dimutilasi
dilumuri ramuan aneka rempah
diselimuti hijau kemangi
dikafani daun pisang
didih air bergejolak dalam panci terus menemani
hingga tubuh matang mengundang lidah penuh gairah
2014
Elegi Sempalung, Patil, dan Ambon
kami adalah anak-anak
yang terlahir dari seorang ibu bernama damar
kini kami piatu lantaran ibu mati
dibunuh mesin-mesin bernyanyi merdu
2014
Pengabdi Sejarah
tak banyak yang bisa kuceritakan
tentang masa lalu negeri ini
semisal lewat puisi atau aneka referensi
sebab aku adalah pengabdi
yang hanya dapat bercerita
lewat sapuan kuas
dan cat warna-warni
di atas kanvas ini
2014
Ngidam
rindu meruah
sampai di ujung lidah
pada buah mewujud gairah
sungguh
bukan napsu hamba serupa itu
semua lantaran pinta sang raja dalam istana
sebentar lagi turun ke dunia
2014
-----------
Edi Purwanto, lahir di Sindangsari, Natar, Lampung Selatan, 7 Juli 1971. Menyelesaikan pendidikan sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Saat ini mengabdi di SMA Negeri 2 Negerikaton, Pesawaran.
Lampung Post, Minggu, 4 Januari 2014
dan bayi-bayi pun terlahir
serupa anak panah yang lesat
ciptakan manusia-manusia
penghuni sudut kota
rerumah dan tanah lapang
tak lagi ada
angkara adalah menu harian
yang terhidang di atas meja
siap disantap kapan saja
sejarah baru pun tercipta
atas matinya sebuah kota
2013
Dongeng Ibu
di halaman depan rumahnya
seorang ibu menyuapi anaknya
lantaran buah hati tak gairah menyantapnya
ia pun bercerita
bila engkau tak mau makan
kelak ayammu akan mati sia-sia
anak kukuh pada pendiriannya
lahirlah cerita kedua
bila engkau tak mau makan juga
nasi ini akan menangis meratapi nasibnya
2013
Hilang Silsilah 2
dalam baur pesta pora
tetamu bercengkerama penuh suka
sanak saudara cerita asal mereka
agar tak salah tutur mesti dikata
linglung
bingung ucapkan kata
yang pantas disematkan pada mereka
sebagai ikatan tali saudara
2014
Pepes Patin
seekor patin padat berisi tubuhnya dimutilasi
dilumuri ramuan aneka rempah
diselimuti hijau kemangi
dikafani daun pisang
didih air bergejolak dalam panci terus menemani
hingga tubuh matang mengundang lidah penuh gairah
2014
Elegi Sempalung, Patil, dan Ambon
kami adalah anak-anak
yang terlahir dari seorang ibu bernama damar
kini kami piatu lantaran ibu mati
dibunuh mesin-mesin bernyanyi merdu
2014
Pengabdi Sejarah
tak banyak yang bisa kuceritakan
tentang masa lalu negeri ini
semisal lewat puisi atau aneka referensi
sebab aku adalah pengabdi
yang hanya dapat bercerita
lewat sapuan kuas
dan cat warna-warni
di atas kanvas ini
2014
Ngidam
rindu meruah
sampai di ujung lidah
pada buah mewujud gairah
sungguh
bukan napsu hamba serupa itu
semua lantaran pinta sang raja dalam istana
sebentar lagi turun ke dunia
2014
-----------
Edi Purwanto, lahir di Sindangsari, Natar, Lampung Selatan, 7 Juli 1971. Menyelesaikan pendidikan sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Saat ini mengabdi di SMA Negeri 2 Negerikaton, Pesawaran.
Lampung Post, Minggu, 4 Januari 2014
No comments:
Post a Comment