Sunday, March 16, 2014

Sajak-sajak Julaiha S.

Pada Haluan Keramat

Kapal-kapal bermukin di dermaga
membawa piranti menuju langit
tempat mereka yang bepergian tak kembali
pada siang dan malam untuk sebuah tunggu
Mereka tak pernah mencari pembuktian dari janji
atau ihwal tentang setia pulang
namun degup ini serupa matahari dan jalan lengang di kotaku
setelah kita pernah mengajak hari bermain hingga rangas.
Selalu haluan pemberhentian paling akhir
untuk baris paling depan


Belgia
Bunga-bunga mekar
warna seibarat kamboja di pasir berkulit
aku melintasi waktu
dan terlihat orang-orang terpanggang nasib
Langit masih kelam dan buram
Jangankan kau minta pagi hadir, fajar saja masih begitu lama
Sedang kalbu belum dibasuh
Antara penunggu dan peluh
Memilah mana nafsu
Mana tabu
mana kelabu


Doa-Doa Para Penari

Padamu, Tuhan
tak banyak keinginan hendak kucapai
selepas pekerjaan yang tak menentu
denga gaji yang lanskap
dan alis yang selalu derai dengan rindu
Pintaku padamu
ada prasasti yang kubangun dengan tulisan
dengan kenangan
dengan perhatian
menuju tabiat paling mulia
Untuk hari esko
di puncak sebelum jari-jari yang rekat di tubuhmu


Ujung Penyebrangan

Sepertinya langit serupa daun mimba
asal berubah tentang kehadiran malam
tubuh manusia telah mengecil
dan hampa dengan mimpi pada hari itu
Sudah di ujung saya
aku masih berada tepat di belakang rumah tua, dekat tukang kayu
mirip rumah adat karo
dengan magun segitiga.
Semakin larut saja mantra digelar
matahari mulai terbata
menjaga hatimu di sana


Aku Ingat Malam Itu

Hampar lampu kota terasa gugup,
daun kering juga berupa senja.
Tak nampak lagi seperti apa.

Membawa bekal menuju istananya.
Saya sedang memikirkan itu-ini. setiap hari.
Betapa saya susah tidur.

Mengingat malam ke malam,
insomnia juga langganan dan
masih terselip mawar kering di sekat buku-buku debu.
Dia selalu tuturkan kuasnya walau sekejap.
“Betapa aku jadi jatuh cinta padamu, maha tahu segala dan paham semesta. Lihai mata kau
berkelip. Semoga kelak kita bertemu dengan anak-anak yang semakin dewasa”


-------------
Julaiha S., lahir di Medan, 11 Juni 1993. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Medan, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis bergiat di Kompensasi (Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra Indonesi) dan KPPI-Medan.

Lampung Post,
Minggu, 16 Maret 2014

2 comments:

  1. Aduh :v puisinya mantep-mantep :D

    ReplyDelete
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete