Sunday, November 3, 2013

Sajak-sajak Alex R. Nainggolan

Tiba-tiba

tiba-tiba, engkau datang
membawa pagi yang lama hilang
dari tubuhku
memelukku dengan birahi yang masih sesegar embun
dan aku lupa tentang usia
yang lama berkerumun

tiba-tiba, engkau menghilang
meninggalkan malam yang cemas
dan aku terlepas dari kenangan
lalu aku merasa begitu tua
sepuh tumbuh di dalam tubuh

Edelweis, 2013



Hujan Pagi

hujan pagi menembus bening kaca
terasa juga sampai di badan
di dalam kamar
aku mengisap tubuhmu lagi
usia menggelepar
aku yang terkapar
kenangan terus berlayar
tanpa kabar

hujan pagi merawat kenangan
aku merayapi tubuhmu
menyisir cemas yang bergemuruh
melepas jarum-jarum akupunktur
yang bertahun menyekapku
dalam sunyi

hujan pagi memberat di kepalaku
hamparan berita menusuk bagai duri
dan aku tak pernah bisa membacanya
sebagai tawa

2013



Ke Pantai

ke pantai
jejakmu landai
menghitung lipatan sunyi
yang berkawah di matamu

ke pantai
tubuh yang lepai
keriap angin
ombak yang subur
asin laut
yang sungut
larut di tepi lidah

percakapan kita tak pernah sampai
bukankah acap kukoyakkan ingatan padamu
setiap kali biru laut
berkelir
di matamu
yang jauh
kalut berebut
ombak terus bergerak

ke pantai
kerumun orang
asing yang terbelah
dan cintamu begitu kekal
tak bisa kupenggal

2013


Malam Memberat

malam memberat
belum pukul 24
lambaian waktu
seperti angin pantai
hanya ada selat
bayangan laut berkarat
juga telapak kakimu
yang maki legam
lau malam hari

tak ada pelampung
bagi pikiran yang ling-lung
hanya mata kita bertemu
jauh di pangkal pantai

2013



Sepanjang Anyer

sepanjang anyer, sepanjang pasir
langit yang memanjang
jarak yang meradang
aku menyeret langkah
menjauhi gelisah
tapi hanya ada serak suara, denyar muik
atau sisa gelas kosong di kepala

sepanjang anyer, jalanan pasir
ingatanku berdesir
namum ombak terus mengalir
menyicipi malam
dan memagut laut yang buncah
mengingat daendels sang gubernur jenderal
berapa banyak yang pernah terkapar di sini?
hanya ada sebuah hotel
temaram village
atau kapal kayu mengapung
tak bisa kutempuh kelabu
yang menelusup di kepalamu

2013



Di Carita

di carita, mungkin masih ada kata
yang bertahun lalu kauapungkan
ke kirab laut
aku memungutnya
merenangi pulau-pulau kenangan
dan berselancar lalu terapung
di banana boat

di carita, ada cerita
juga luka kata
yang melulu biru
di kejauhan laut
namun tahun kita acap berlumut
kalut dan disekap kabut

suatu ketika,
engkau pernah berucap
sebelum angin laut
merebut
lesap di genangan pengap

dan kau menjelma pelampung
merampas murung

di carita, hanya ada debur ombak dan angin
bekas pasir di remah baji
dan sejumlah kenangan sungsang
yang hampir tenggelam

2013


--------
Alex R. Nainggolan, lahir di Jakarta, 16 Januari 1982. Menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen FE Unila. Tulisan berupa cerpen, puisi, esai, tinjauan buku terpublikasi di berbagai media dan antologi bersama. Bukunya: Rumah Malam di Mata Ibu (kumpulan cerpen, 2012), Sajak yang Tak Selesai (kumpulan puisi, 2012), dan Kitab Kemungkinan (kumpulan cerpen, 2012).

Lampung Post, Minggu, 3 November 2013

No comments:

Post a Comment