Ritme Hujan
di luar ada yang bergetar
merobek daun jendela
lagu hujan menjadi nada minor
bunga-bunga kuncup di hisap kumbang
lalu dengan basah doa kau menggil
di balik cermin menyiasati luka
bersemayam dalam bunyi jarum jam
bergeming sebagai isyarat rindu
pecah di rahim waktu
2014
Ketukan Hujan
bulir-bulir gerimis
jatuh di raut bumi
sebagai isyarat rindu
deras sebagai hujan
di sudut matamu
yang di asah kantuk
kelebat angin membelai wajahmu
meniupkan ruh kesunyian
menuju langit temaram
2013
Perempuan Hujan
:Jasmine Azizah
jika senja luruh
saat azan menggema
menuntun langkah kaki kita
merangkai sebongkah mimpi
kau sebagai perempuan hujan
membasahi bumi dengan getar
kerinduan pada sekujur batu
dalam tempurung waktu
wajahmu menari bersama luka angin
menaburi air kata-kata menuju napas puisi
2014
Sebelum Magrib
langit senja dalam kuku waktu
menembus celah kerinduan
yang tebersit di alis matamu
sebelum magrib raib
ada yang gaib di tengah perjalan
seseorang dengan tangan terbuka
meleburkan doa-doa dalam pigura kesunyian
2013
Kepada Hujan
kelebat angin mencumbu
musim-musim yang di ramalkan
dalam ketukan sunyi wajahmu
menebas jarak melipat luruh daun-daun
kepada hujan aku titipkan ruap cinta
bergemuruh menuju debar jantungmu
rekah sebagi kuncup-kuncup bunga
2013
Kelana Luka
dengan langkah gontai
kau merestui musim
dengan garis tangan yang kusut
melayarkan doa pada laut
kesedihan selalu bergaram
bersemayam dalam bahasa ombak
sebagai angin menyusuri lekuk tubuhmu
memahami perjalanan dengan alpa
kelana luka mengerat di jantung pujangga
2014
-----------
Muhamad Arfani Budiman, bergiat di ASAS UPI. Buku puisinya: Pengakuan Bulan (2013).
Lampung Post, Minggu, 30 November 2014
di luar ada yang bergetar
merobek daun jendela
lagu hujan menjadi nada minor
bunga-bunga kuncup di hisap kumbang
lalu dengan basah doa kau menggil
di balik cermin menyiasati luka
bersemayam dalam bunyi jarum jam
bergeming sebagai isyarat rindu
pecah di rahim waktu
2014
Ketukan Hujan
bulir-bulir gerimis
jatuh di raut bumi
sebagai isyarat rindu
deras sebagai hujan
di sudut matamu
yang di asah kantuk
kelebat angin membelai wajahmu
meniupkan ruh kesunyian
menuju langit temaram
2013
Perempuan Hujan
:Jasmine Azizah
jika senja luruh
saat azan menggema
menuntun langkah kaki kita
merangkai sebongkah mimpi
kau sebagai perempuan hujan
membasahi bumi dengan getar
kerinduan pada sekujur batu
dalam tempurung waktu
wajahmu menari bersama luka angin
menaburi air kata-kata menuju napas puisi
2014
Sebelum Magrib
langit senja dalam kuku waktu
menembus celah kerinduan
yang tebersit di alis matamu
sebelum magrib raib
ada yang gaib di tengah perjalan
seseorang dengan tangan terbuka
meleburkan doa-doa dalam pigura kesunyian
2013
Kepada Hujan
kelebat angin mencumbu
musim-musim yang di ramalkan
dalam ketukan sunyi wajahmu
menebas jarak melipat luruh daun-daun
kepada hujan aku titipkan ruap cinta
bergemuruh menuju debar jantungmu
rekah sebagi kuncup-kuncup bunga
2013
Kelana Luka
dengan langkah gontai
kau merestui musim
dengan garis tangan yang kusut
melayarkan doa pada laut
kesedihan selalu bergaram
bersemayam dalam bahasa ombak
sebagai angin menyusuri lekuk tubuhmu
memahami perjalanan dengan alpa
kelana luka mengerat di jantung pujangga
2014
-----------
Muhamad Arfani Budiman, bergiat di ASAS UPI. Buku puisinya: Pengakuan Bulan (2013).
Lampung Post, Minggu, 30 November 2014
No comments:
Post a Comment